2009年7月31日金曜日

KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP KESELAMATAN JALAN MASIH RENDAH

(Jakarta, 16/06/09) Kadar kesadaran masyarakat akan pentingnya berkendara aman dan selamat juga masih relatif sangat rendah. Ini menjadi bukti dari bahwa komitmen bersama untuk bertanggung jawab terhadap keselamatan jalan di negara ini masih belum terbangun secara optimal.

”Hingga saat ini belum ada budaya yang kuat dan menyeluruh di dalam diri masyarakat kita, bahwa keselamatan adalah tanggung jawab setiap individu. Karena itulah, seiring dengan pertumbuhan jumlah kenderaan ke depan, kecenderungan meningkatnya angka kecelakaan masih tetap tinggi,” ujar Ketua Global Road Safety Patnership (GRSP) Indonesia Giri Suseno pada acara Jumpa Pers Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan (PNKJ) 2009, di Jakarta, Selasa (16/6).

Giri mengatakan bahwa belum adanya data mutakhir yang senada antar-instansi terkait tentang jumlah kecelakaan dan korban-korbannya, juga menjadi salah satu indikator dari belum optimalnya koordinasi dan perhatian terhadap keselamatan jalan. Padahal, menurutnya, keberadaan data tersebut menjadi sangat penting untuk digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan kualitas pengamanan dan keselamatan transportasi jalan guna menekan angka kecelakaan di masa mendatang.

”Hingga saat ini belum ada data yang akurat tentang angka kecelakaan dan jumlah korban. Misalnya data tentang jumlah korban meninggal selama kurun waktu tertentu yang dimiliki Kepolisian, rumah sakit, atau Jasa Raharja, tidak pernah ada yang sama,” ungkap lelaki yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan tersebut.

Pada 2004, Giri mengambil contoh, Kepolisian dan Jasa Raharja selalu merilis angka kecelakaan di Indonesia berkisar belasan ribu. Sementara, Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM) melansir korban meninggal akibat kecelakaan di Indonesia sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang, dan sebanyak 65 persen korban meninggal adalah pengguna sepeda motor.

”Pengguna sepeda motor itu umumnya orang berusia produktif. Anggaplah angka 30 ribu itu benar, berarti sekitar 19 ribu lebih generasi penerus hilang di jalanan. Tren ke depan, kecelakaan di jalan cenderung mengalami peningkatan seiring pertumbuhan jumlah kendaraan. Ini artinya, jika tidak diantisipasi sejak dini, akan semakin banyak lagi korban yang muncul,” ujarnya.

Berdasarkan fakta itu, Departemen Perhubungan bersama GRSP Indonesia terus mengupayakan menciptakan komitmen bersama melalui Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan. Fokus kegiatan ini, tegas Giri, masih pada upaya membangun kesadaran masyarakat untuk membudayakan keselamatan di jalan.

”Fokus kegiatan kita belum pada materi pengurangan angka kecelakaan, karena itu persoalan teknis yang membutuhkan biaya dan waktu yang sangat tidak sedikit. Tetapi, secara bertahap, itu pasti dilakukan," ujar Giri.

Kampanye Nasional Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan 2009 dijadwalkan dilakukan mulai 23 Juni mendatang. Kegiatan yang digelar untuk kali ketiga sejak 2007 ini akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Taman Mini Indonesia Indah.

Dijelaskan Giri, Pekan Nasional Keselamatan Transportasi Jalan merupakan implementasi dari resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2004. Resolusi ini dipicu oleh keprihatinan dunia atas korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di dunia yang mencapai 3.288 jiwa per hari. Sama halnya Indonesia, negara-negara anggota PBB lainnya juga tengah mengupayakan hal serupa. Yaitu meminimalisasi jumlah dan fatalitas akibat kecelakaan di jalan melalui langkah penyadaran.

”Mewujudkan keselamatan jalan adalah sebuah kerja yang harus dilakukan terus menerus. Tidak bisa dilakukan secara singkat dengan sekali kerja, tetapi harus berkesinambungan. Karena (potensi) kecelakaan selalu ada dan terus menerus,” ujar Giri.

Menurutnya, tanggung jawab untuk mewujudkan keselamatan jalan tidak hanya menjadi beban pemerintah sebagai pemegang kebijakan nasional. Karena kecelakaan yang terjadi melibatkan banyak unsur, di mana tanggungjawabnya tidak bisa difokuskan pada satu unsur saja. Setiap orang, termasuk hal-hal yang tidak memiliki hubungan langsung dengan transportasi, juga memiliki tanggung jawab yang sama.

”Kalau cuma pemerintah yang kerja sendiri tanpa ada partisipasi elemen masyarakat lain, keselamatan jalan mustahil akan bisa dicapai. Keselamatan jalan adalah tanggung jawab kita semua. Tanggung jawab terhadap keselamatan jalan lebih kepada personal. Road safety is everybody responsibility. Kita harus bergotong royong menyelamatkan pengguna jalan Indonesia. Sedikit empati yang kita berikan, dapat menyelamatkan orang lain,” tegasnya.

Hal senada dikatakan Suripno, direktur Keselamatan Transportasi Keselamatan Jalan Dephub. ”Target PNKJ adalah membangun komitmen bersama dalam bentuk deklarasi bersama dan diimplementasikan. Tahap selanjutnya adalah menurunkan angka kecelakaan,” kata dia.

Pemerintah, jelasnya, seiring dengan disahkannya RUU LLAJ menjadi UU oleh DPR beberapa waktu lalu, telah menyiapkan Rencana Umum Keselamatan Jalan Nasional. Di mana pada implementasinya, semua stakeholder mulai dari institusi pemerintah pusat maupun daerah hingga swasta diminta untuk membuat rencana sejenis, untuk kemudian disatukan dan dijadikan Rencana Umum Keselamatan Bangsa untuk ditetapkan sebagai acuan bersama. ”Semua pihak memiliki peran yang sama di sini. Tujuannya satu, meningkatkan keselamatan di jalan,” tandasnya. (DIP)

Sumber: Dephub RI, 17 Juni 2009
http://www.dephub.go.id/id/index2.php?module=newsflash&act=view&id=11

Dephub Siap Terapkan Helm SNI

Jakarta - Dinas Perhubungan Darat memastikan tidak ada masalah dengan penerapan helm SNI yang akan mulai dilaksanakan pada April tahun depan.

"Dari kita nggak ada masalah sama sekali dan kita benar-benar siap menjalankan peraturan helm SNI," kata Direktur Keselamatan Transportasi Darat, Suripno kepada detikOto di sela-sela workshop UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Hotel Millenium ruang Mutiara, Jakarta Pusat, Selasa (21/7/09).

Menurutnya, peraturan yang telah dibuat melewati kajian yang mendalam seharusnya jangan disia-siakan.

Disamping itu Suripno menegaskan jika peraturan pemerintah itu seharusnya dijalankan dengan seksama dan atas kerjasama antara Departemen Perindustrian (Depperin) dan kepolisian.

"Dan saya harap demi tercapainya Helm SNI, yakni Depperin dan Kepolisian juga bisa bekerjasama. Depperin sebagai pengelola produsen sekaligus pemberi sanki kepada produsen Helm dan Kepolisian yang menyentuh langsung pengguna Helm SNI atau pemberi sanksi kepada pengguna roda dua, semuanya harus bersinergi," paparnya.

Oleh:Muhamad Ikhsan

Sumber: Detik Oto, 22 Juli 2009
http://oto.detik.com/read/2009/07/22/070100/1169100/648/dephub-siap-terapkan-helm-sni

Sistem transportasi nasional harus diperbaiki

JAKARTA (bisnis.com): Menhub Jusman Syafii Djamal menyatakan perbaikan sistem transportasi nasional harus dilakukan untuk mencegah jatuhnya banyak korban kecelakaan di jalan raya.

"UU LLAJ yang baru lahir mencerminkan kekayaan dan potensi untuk mencegah kecelakaan di jalan raya dan memperbaiki sistem transportasi," katanya dalam pembukaan Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2009 hari ini.

Dia mengungkapkan isu keselamatan jalan bukan hanya penting bagi masyarakat Indonesia tetapi seluruh dunia seperti tercermin dalam deklarasi PBB.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan enam rumusan terkait implementasi keselamatan jalan. Keenam rumusan itu yakni lembaga koordinasi, siapkan cetak biru dari keselamatan jalan, segera bangun sistem informasi, siapkan pembiayaan yang berkelanjutan, canangkan pendidkan berlalu lintas sejak dini serta lakukan proses sosialisasi.

Saat ini, UU LLAJ yang baru disahkan DPR telah ditandatangani Presiden sebagai pengganti UU No 14 Tahun 1992 yang dinilai sudah tidak mengakomodasi perkembangan zaman. "UU sudah ditandatangani kemarin tetapi masih harus melalui proses administrasi," ujar Jusman.

Ketua Global Road Safety Partnership Indonesia Giri Suseno meminta lima institusi pemerintahan melakukan sinergi dan koordinasi untuk menekan angka kecelakaan. Kelima institusi tersebut yakni Dephub, Depkes, Depdiknas, Departemen PU dan Polri. "Kelima institusi tersebut dikenal sebagai pandawa lima yang harus bersinergi dan berkoordinasi dalam menjaga keselamatan di jalan raya," kata dia. (tw)

oleh : Hendra Wibawa

Sumber: Bisnis Indonesia Online, 24 Juni 2009
http://web.bisnis.com/sektor-riil/transportasi/1id124435.html

Kecelakaan jalan raya membuat miskin keluarga

JAKARTA (Bisnis.com): Dephub mengumumkan ribuan keluarga mengalami pemiskinan akibat maraknya kecelakaan jalan raya di Indonesia.

Giri Suseno, Ketua Komite Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2009, mengatakan pemiskinan terjadi karena korban kecelakaan umumnya jadi tumpuan keluarga. "Bagian terbesar korban adalah orang produktif, ribuan keluarga alami proses kesengsaraan," katanya dalam sambutan Pekan Nasional Keselamatan Jalan ke-3 Tahun 2009, hari ini.

Dia menyatakan korban kecelakaan jalan di Indonesia ternyata meningkat dari tahun ke tahun kendati telah dilakukan upaya penurunan angka kecelakaan. Giri melanjutkan sudah seharusnya ada upaya pencegahan yang lebih masif dengan menekankan keselamatan jalan tanggung jawab kita semua.

"Keselamatan jalan tanggung jawab kita bersama perlu ditekankan terus menerus," ujarnya.

Saat ini, Pekan Nasional Keselamatan Jalan telah diupayakan dengan melibatkan sejumlah instansi pemerintah seperti Kepolisian, Depkes, Depdiknas, Depkominfo, Depnakertrans, Gaikindo dan MTI.

"Depdiknas dan BNSP tengah memasukkan pendidikan keselamatan jalan dalam kurikulum pendidikan," tutur Giri.

Acara Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2009 diisi dengan kampanye keselamatan, pertunjukkan band, hingga peresmian pembukaan di Teater Tanah Airku TMII Jakarta.(yn)

oleh : Hendra Wibawa

Sumber: Bisnis Indonesia Online, 24 Juni 2009
http://web.bisnis.com/sektor-riil/transportasi/1id124382.html